![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMmmMgn88dnuVU8Klimtw5YyZjtOrJknENNCM8409EezhLq46EUn__GFGfbN5aP7kFa-ZGIbxl4Cr4UepO-39_8qPQVbzuZ8U35PrAkfiae_EOPInC1kx48t9RwL66T4QPKQcZemaT0DTE/s1600/minum.jpg)
Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki komponen air sebanyak 95%. Jatah minum manusia normal sedikitnya adalah 2 liter atau 8 gelas air putih sehari. Jumlah di atas harus ditambah bagi seorang perokok.
Air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh kita lewat air seni, keringat, pernapasan, dan sekresi.Apa yang terjadi bila kita mengkonsumsi air kurang dari 2 liter sehari? Tentu tubuh akan menyeimbangkan diri.
Caranya, dengan jalan "menghisap" air dari komponen tubuh sendiri, yaitu dari otak. Bayangkan bagaimana jika otak menjadi kering? Sebelum ini terjadi, tubuh akan mengambil air dari sumber terdekat, yaitu darah.
Darah yang dihisap airnya akan menjadi kental. Akibat pengentalan darah ini, maka perjalanannya akan kurang lancar dibandingkan dengan darah yang encer.
Saat melewati ginjal (tempat menyaring racun dari darah), ginjal akan bekerja ekstra-keras menyaring darah. Dan karena saringan dalam ginjal halus, tidak jarang darah yang kental bisa menyebabkan perobekan pada glomerulus ginjal. Akibatnya, air seni anda berwarna kemerahan, tanda mulai bocornya saringan ginjal. Bila dibiarkan terus menerus, Anda mungkin suatu saat harus mengeluarkan dua juta Rupiah seminggu untuk cuci darah.
Bagaimana dengan otak? Saat darah kental mengalir lewat otak, perjalanannya agak tersendat. Otak tidak lagi "encer", karena sel-sel otak adalah yang paling boros mengkonsumsi makanan dan oksigen, inilah yang mengakibatkan stroke.
(Disarikan dari berbagai sumber)